Rubin.id
23 Mei 2023 Psikologi Islam dilihat 189x
Penulis: Annisa Nur Affifah
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh
Hallo #SobatRubin
Pernahkah teman-teman membaca sebuah tulisan yang membahas beribu keutamaan manusia, dengan segala sisi baiknya, dengan sempurnanya kemampuan akal yang dimilikinya, dengan dilebihkannya dibanding makhluk lainnya? Tapi manusia jelas punya banyak sisi kurangnya bukan? Iya, jika mereka bertindak hanya berdasar pada hawa nafsunya. Manusia dengan nafsunya dapat mengalahkan kebejatan hewan sekalipun. Manusia yang tidak menggunakan akalnya secara kaffah, pada jalan yang hanif.
Maka, pantaslah manusia kita sebut sebagai jiwa-jiwa yang rapuh, yang mana ketika dirinya dalam kondisi demikian tidak tahan menghadapi kerasnya tekanan hidup, tidak matang, tidak mampu belajar dari kesalahan, dan tidak mampu memecahkan masalah kehidupan secara optimal.
Manakala akalnya tidak berdasar pada fitrahnya, ia melupakan jati dirinya sebagai hamba. Terkadang manusia hanya ingat rabbnya ketika ia tengah ditimpa masalah atau musibah, kemana do’a-do’anya dikala ia tengah bahagia. Padahal manusia itu sempurna bukan hanya karena akalnya yang brilian, atau kemampuannya dalam akademis, atau kemampuannya yang mampu melebihi makhluk lainnya. Tapi hati, manusia sempurna juga karena mereka memiliki hati dalam drinya. Akal bekerja sendiri tanpa hati itu masih belum sempurna, karena ia bekerja bisa saja tanpa tujuan atau gairah motivasi. Mungkin ianya bisa bekerja hari ini tapi kalau tanpa motivasi atau tujuan yang pasti, mungkin esok sudah mati.
Maka disini peran manusia, memahami tujuan mengapa mereka dicipta, mengapa mereka diberikan amanah luarbiasa di dunia yang fana. Wahai jiwa yang rapuh sudahkah merenungkan tujuan hidupmu hari ini? Dalam Tafsir Qs. At-Tin ayat 4 dijelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik. Manusia dilebihkan dari makhluk lain dan ini jelas buktinya, membuktikan bahwa Allah SWT maha benar dengan segala ciptaannya, maha baiknya Allah SWT Menciptakan manusia sempurna dengan segala fungsi tubuhnya.
Maka nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Bukankah tak asing ayat ini. Aristoteles mengatakan bahwa manusia merupakan bagian yang terdiri dari badan dan jiwa. Jiwa adalah fungsi dari badan. Plato bahkan mengatakan bahwa badan hanyalah alat yang mengekspresikan jiwa. Manusia terdiri dari jiwa dan raga. Kualitas manusia dilihat dari seberapa baik jiwanya atau hatinya. Manusia berada pada tingkatan yang berbeda-beda dilihat pula dari jiwanya.
Wahai jiwa yang rapuh, sudahkah kamu memahami tujuan dari rabbmu yang mencipta dan memberi amanah besar ini padamu? Pantaskah kita berleha dengan dada membusung berjalan di buminya? Malukah kita jika ibadah masih ala kadarnya?
Maka temukan lagi apa tujuan dari hati kita, apa yang menjadi sumber cinta kita pada sang rabb. Terlewat kalimat yang didalamnya mengatakan bahwa kebahagiaan akan menetap dalam hati dikala kesedihan terhadap masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan sudah tidak membuat hatimu risau, karena rasa syukur juga penerimaanmu terhadap ketetapan rabbmu. Wahai jiwa yang rapuh, jika hati kita penuh dengan cinta untuk Allah dan rasulnya maka tiada lagi suatu apapun yang dapat mencuri atensi kita dalam beribadah. Wallahu ‘alam bissawab.
For more information about writer: @_annisanaffifah
Wassalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh
Jangan lupa share ke teman-teman kamu ya sob.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Informasi tentang Program Rubin.id
Website : rubin.id
Instagram : @rubin.id
Facebook : Fb.com/OfficialRubinID
Twitter : @OfficialrubinID
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
#Jiwa #Hati #Manusia #Akal #Muhasabah #Renungan #Rubin